Dalam bercocok tanam atau bertani, bukan hanya dibutuhkan tanah subur dan cahaya matahari yang cukup. Dibutuhkan pula pupuk untuk memberikan nutrisi yang baik bagi tanaman. Pupuk organik termasuk salah satu yang paling mudah dan murah untuk digunakan. Mengapa bisa demikian?

Terdapat banyak jenis pupuk yang memiliki manfaat tersendiri. Berbagai jenis pupuk ini dikelompokkan dalam dua macam yaitu organik dan anorganik. Nah, dibandingkan anorganik, pupuk organik ini lebih mudah didapatkan oleh siapa saja bahkan bisa dibuat sendiri. Berikut ulasan seputar pupuk organik.

Pupuk Organik

Pupuk organik merupakan bahan yang digunakan untuk nutrisi tanaman yang berasal dari sisa organik seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah). Karena sebagian besar berasal dari sisa pembuangan maka pupuk ini mudah untuk didapatkan bahkan dibuat sendiri.

Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya dan jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik. Namun seiring dengan perkembangan waktu, kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke pertanian menggunakan manfaat pupuk organik.

Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.

Kompos dari Sisa Sayuran dan Makan, sumber RS Panti Secanti
Kompos dari Sisa Sayuran dan Makan, sumber RS Panti Secanti

Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit. Unsur hara makro dan mikro tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, terutama bagi pencinta tanaman hias.

Bahan Pupuk Organik

Antara pupuk anorganik dan pupuk organik berbeda dari sisi produksinya. Pupuk organik relatif terbentuk secara alami setelah bahan-bahan seperti sisa makanan atau tumbuhan dibiarkan lama. Sedangkan pupuk anorganik dibuat dari bahan kimia melalui proses produksi di pabrik.

Karena itu untuk kasus tertentu, pupuk organik dapat dengan mudah dibuat dan biayanya murah dibandingkan membeli pupuk kimia. Pupuk organik dapat dibuat dari bahan-bahan berikut ini :

1. Sisa Berbagai Sayuran

Jika Anda pernah berbelanjar sayur di pasar, salah satu hasil pembuangannya adalah berbagai sayuran yang sudah tidak terjual lagi. Namun hasil pembuangan ini bisa dimanfaatkan sehingga tidak terbuang begitu saja menjadi sampah dengan cara mendaur ulangnya menjadi pupuk.

Berbagai sisa sayuran yang sudah terlalu matang bahkan layu ini dapat diolah dengan cara ditumpuk dan dibiarkan selama beberapa waktu. Hasil dari proses ini menjadi bahan yang disebut dengan kompos dan mengandung berbagai nutrisi serta bakteri yang baik untuk menjadi pupuk tanaman.

2. Sisa Rumput Liar

Bahan selanjutnya yang bisa dijadikan untuk membuat pupuk organik adalah gulma. Gulma ini bisa berasal dari rumput-rumput liar yang tumbuh di berbagai tempat. Gulma yang ditemukan ini dipercaya banyak mengandung nitrogen yang bermanfaat untuk nutrisi tanaman sebagai pupuk.

Daun-daun Kering, sumber Kompas
Daun-daun Kering, sumber Kompas

Hal yang perlu diperhatikan adalah proses menjadikan gulma sebagai pupuk. Gulma yang ada tidak bisa kembali diletakkan begitu saja di tanah, karena gulma ini akan tumbuh lagi dengan mudah. Sehingga caranya adalah dengan menumbuk dan mencampurkannya ke dalam air. Jadi pupuk gulma ini digunakan dengan cara menyiramkan campuran gulma yang telah ditumbuk dan dicampur air.

3. Sisa Makanan

Selain kompos yang berasal dari sisa sayuran di pasar, sisa makanan rumah tangga dan restoran juga dapat menjadi kompos. Karena itu biasanya di sekitar kita telah dibuat sistem pembuangan sampah yang terpisah antara sisa makanan dan bungkus makanannya. Atau terpisah antara sampah organik dan sampah kimia.

Dengan pembuangan yang terpisah ini, sampah sisa organik akan menjadi kompos yang dapat digunakan kembali sebagai pupuk. Sedangkan sampah kimia biasanya juga dapat digunakan kembali pada tempat-tempat daur ulang sampah.

4. Daun-daun

Musim daun-daun berguguran dari pepohonan sebenarnya juga bisa menjadi momen untuk mengolah pupuk. Karena daun-daun yang berguguran ini juga memiliki nutrisi yang baik bagi tanaman setelah berada lama di atas tanah karena berguguran. Daripada dibakar sehingga menjadi asap polusi udara, ada baiknya daun-daun yang berguguran ini dikelola sebagai pupuk.

Daun-daun yang dikumpulkan dan dibiarkan di atas tanah tidak dapat tumbuh kembali sebagaimana gulma. Sehingga daun-daun ini akan layu dan seolah menyatu dengan tanah. Hasilnya adalah bahan yang dapat menjaga kelembapan tanah, menarik organisme tanah seperti cacing dan juga memberikan nutrisi untuk tanah dan tanaman sebagai pupuk.

Cangkang Telur untuk Tanaman, sumber Kompas
Cangkang Telur untuk Tanaman, sumber Kompas

5. Cangkang Telur

Meskipun sudah dibahas sisa makanan rumah tangga dan restoran, namun cangkang telur memang bahan tersendiri yang sering digunakan sebagai penyubur tanaman. Mungkin Anda pernah melihatnya dimana pot-pot tanaman hias ditaburi cangkang telur yang telah diremukkan. Karena cangkang telur mengandung kalsium karbonat yang bisa memberi nutrisi untuk tanaman.

Itu dia beberapa bahan organik yang bisa digunakan sebagai pupuk organik dengan cara mengolahnya terlebih dahulu. Semoga ulasan ini dapat memberikan referensi menarik untuk Anda seputar bertani dan bercocok tanam. Simak terus berbagai artikel menarik lainnya di Mentari Niaga Utama.